I. Judul Praktikum : Toleransi Hewan Terhadap Salinitas
II. Tanggal Praktikum : 15 Januari 2014
III. Tujuan Praktikum : 1. Untuk Mengetahui Tentang toleransi hewan air tawar
berupa ikan (vertebrata) dan planaria (invertebrata)
II. Tanggal Praktikum : 15 Januari 2014
III. Tujuan Praktikum : 1. Untuk Mengetahui Tentang toleransi hewan air tawar
berupa ikan (vertebrata) dan planaria (invertebrata)
terhadap salinitas air
2. Untuk mengidentifikasi gejala-gejala fisiologis
dan perilaku hewan yang berhubungan dengan
efek perubahan
IV.
Dasar
Teori :
Salinitas atau kadar garam
adalah jumlah kandungan bahan padat dalam satu kilogram air laut. Seluruh
karbonat telah diubah menjadi oksida,brom dan yudium telah disetarakan dengan
klor dan bahan organik telah dioksidasi secara langsung.
Salinitas media akan
mempengaruhi tekanan osmotik cairan tubuh ikan. Osmotik lingkungan berbeda jauh
dengan tekanan osmotik cairan tubuh atau kondisi tidak ideal maka osmotik media
akan menjadi beban ikan sehingga dibutuhkan osmotik tubuhnya agar tetap berada
pada keadaan yang ideal.
Kandungan kadar garam pada
suatu media berhubungan erat dengan sistem mekanisme osmoregulasi pada
organisme air tawar. Semakin jauh perbedaan tekanan antara tubuh dan lingkungan
semakin banyak energi metabolisme yang dbutuhkan untuk melakukan osmoregulasi
sebagai upaya adaptasi, namun tetap ada batas toleransi.
V.
Alat
dan Bahan :
1.
Alat :
a. Beaker glass 200 ml
b. Tabung ukur
c. Pipet tetes
d. Pinset
e. Stopwatch
f. Kertas label
2.
Bahan :
a. Aquadest
b. Larutan NaCL(Konsentrasi 1%,1,5%,2%,2,5%,2,5 dan 3%)
c. Ikan pantau (Poecilia Reticulata)
d. Planaria/lintah
VI.
Cara
Kerja :
1. Disediakan hewan percobaan ikan dan lintah masing-masing
24 ekor
2. Selanjutnya disediakan 6 beker glass dengan volume dan
bentuk yang sama lalu diisi dengan medium seperti pada tabel berikut dan diberi
kode pada masing-masing beaker glass sesuai dengan perlakuan
3. Dimasukkan 4 ekor hewan percobaan ke dalam beaker glass
yang berbeda sesuai urutan perlakuan lalu dibiarkan selama 10 menit
4. Dilakukan observasi dan pencatatan.
VII. Hasil Pengamatan :
Gambar
: Pengamatan pada ikan
Pembesaran
:
|
Keterangan
|
Gambar :
Pengamatan pada lintah
Pembesaran
:
|
Keterangan
|
Tabel Hasil pengamatan : Pada
Ikan
NO.
|
Parameter
kuantitatif/semikuantitatif
|
Perlakuan
|
|||||
A
|
B
|
C
|
D
|
E
|
F
|
||
1
|
Pergerakan
|
1
|
1
|
3
|
3
|
3
|
|
2
|
Persentase gerak
operkulum/menit
|
8/3 menit
|
94/3 menit
|
50/3
menit
|
77/3
menit
|
77/3 menit
|
|
3
|
Persentase survivat individu
(%)
|
||||||
4
|
Tingkat kekeruhan
|
2
|
-
|
-
|
1
|
-
|
-
|
Note : kolom diisi dengan hasil perhitungan atau pemberian
skor untuk tiap parameter
NO.
|
Parameter kuantitatif
|
Perlakuan
|
|||||
A
|
B
|
C
|
D
|
E
|
F
|
||
1
|
Pengeluaran sekret/lendir
|
+
|
+
|
+
|
+
|
-
|
-
|
2
|
Pendarahan di sirip
|
+
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
3
|
Pendarahan di mata
|
+
|
-
|
+
|
-
|
-
|
|
4
|
Pendarahan di tubuh
|
-
|
-
|
-
|
+
|
-
|
-
|
5
|
Pendarahan di insang
|
-
|
-
|
+
|
-
|
-
|
|
Jumlah macam gejala yang
terlihat
|
Note : kolom diisi dengan tanda (+) jika ada, dan (-) jika
tidak ada
Keterangan :
A : Air Payau
B : Air Laut
C : Nacl 1,5%
D : Nacl 2%
E : Nacl 2,5%
F : Aquadest
VIII. Pembahasan :
Berdasarkan
hasil pengamatan dapat diketahui
bahwa salinitas adalah faktor eksternal yang sangat berpengaruh terhadap
fisiologis hewan aquatis baik kelompok hewan vertebrata maupun invertebrata.
Salinitas atau kadar garam adalah jumlah kandungan bahan padat dalam satu
kilogram air laut. Seluruh karbonat telah diubah menjadi oksida, brom, yudium
yang telah disetarakan dengan klor dan bahan organik yang telah dioksidasi
secara langsung. Kadar garam yang terlarut memiliki hubungan yang erat dengan
sifat osmolaritas cairan tubuh dan lingkungan eksternal.
Pengamatan yang dilakukan dengan menggunkan preparat
yaitu lintah dan ikan. Lintah yang dimasukkan kedalam gelas kimia yang
berisikan larutan Nacl 1,5%, 2% dan 2,5% dapat diamati lintah tersebut
mengeluarkan lendir dari tubuhnya karena disebabkan lintah tidak dapat
mempertahankan diri dari salinitas kadar garam. Konsentrasi larutan diluar
tubuh yang terlalu tinggi akan mengakibatkan terjadinya lisis sel-sel pengeluaran
sekret lendir yng berlebihan akan mati. Biiasanya hewan invertebrata seperti
lintah memanfaatkan permukaan tubuhnya untuk melakukan respirasi dan pertukaran
ion-ion tubuh dengan lingkungan.
Ikan atau kelompok hewan vertebratan biasanya memiliki kemampuan
toleransi yang lebih baik terhadap perubahan faktor eksternal seperti
salinitas. Ikan akan terlihat banyak mengeluarkan lendir pada salinitas yang
tinggi dan akan mempercepat laju respirasi dengan meningkatkan operkulumnya.
Pengamatan yang dilakukan pada ikan pantau (Poecilia
Reticulata) yang dimasukkan kedalam air laut dapat diamtai gerakan
operkulumnya menjadi lambat itu disebabkan karena ikan tersebut tidak mampu
menyeimbangkan kondisi fisiologisnya dan juga terjadi pendarahan dibeberapa
tempat seperti pada insang, sirip, mata dan tubuh.
IX.
Kesimpulan :
1. salinitas
adalah faktor eksternal yang sangat berpengaruh terhadap fisiologis hewan
aquatis baik kelompok hewan vertebrata maupun invertebrata.
2. Kadar
garam yang terlarut memiliki hubungan yang erat dengan sifat osmolaritas cairan tubuh dan lingkungan eksternal.
3. Lintah mengeluarkan lendir dari tubuhnya karena
disebabkan lintah tidak dapat mempertahankan diri dari salinitas kadar garam.
4. Ikan
akan terlihat banyak mengeluarkan lendir pada salinitas yang tinggi
5. ikan
pantau (Poecilia Reticulata) yang dimasukkan kedalam air laut dapat
diamtai gerakan
operkulumnya menjadi lambat
Referensi
Affandi, Perikanan Darat, Bandung: Sinar Baru, 2001
Fujaya, Fisiologi Ikan, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004
Siregar, Pengantar Fisiologi Ikan, Jakarta : Gramedia, 1993
0 comments:
Post a Comment