Terbaru

Sunday, October 19, 2014

Monyet Ekor Panjang


1.          Judul Pratikum             :  Pengamatan Struktur Populasi Monyet Ekor
 Panjang (Macaca fascicularis)
2.          Tanggal Pratikum         :  19 Mei 2013
3.         Tujuan Pratikum           :  Untuk mengetahui struktur dan kepadatan
 populasi monyet ekor panjang (Macaca
 fascicularis).
    
4.          Dasat Teori    :
Populasi Macaca fascicularis banyak terdapat di kawasan Asia Tenggara, mulai dari Myanmar, Indochina, Malaysia dan Indonesia. Bahkan juga ditemukan di pulau Timor. Penyebarannya di Indonesia mencakup sebagian besar wilayah Indonesia mulai dari Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara sampai Flores.[1]
Macaca fascicularis termasuk sub suku Cercophitecinae. Panjang tubuh kera dewasa 40 – 50 cm belum termasuk ekor 3 – 7 cm, bulu berwarna coklat abu-abu hingga coklat kemerahan  terkadang terdapat jambul di kepala, kera ini termasuk jenis satwa yang hidup berkelompok.[2]
Keluarga Macaca fascicularis merupakan binatang social yang hidup berkelompok dengan jumlah antara 6-100 ekor dan umumnya berjumlah antara 20-50 ekor. Ukuran kelompok kera mencerminkan ketersediaan makanan, tekanan pemangsa serta mudah tidaknya terpengaruh oleh penyakit. Umumnya Macaca fascicularis memiliki ukuran kelompok lebih besar di dalam habitat yang terganggu aktivitas manusia daripada hutan primer. Hal ini dapat menandakan adanya yang terganggu serta akses mudah ke kebun atau lading pertanian yang terletak di sepanjang pinggiran hutan.[3]
5.            Alat dan Bahan   :
a.      Alat   :
1.      Teropong
2.      Kamera digital
3.      GPS
4.      Alat tulis
5.      Meteran
6.      Lembar pengamatan
7.      Hand conter
8.      Handycam

b.      Bahan          :
1.      Monyet (Macaca fascicularis)

6.            Prosedur Kerja                        :
1.   Ditetapkan kawasan pengamatan populasi monyet ekor panjang (Macaca fascicularis).
2.   Ditentukan transect area (line transect) dengan lebar jalur penelitian adalah 50 m ke arah kedua sisi jalur atau lebar total 100 m (0,1 km).
3.   Dilakukan pengambilan sampel saat hewan ini mulai aktif bergerak yakni mulai dari jam 06.00 wib-19.30 wib.
4.   Dicatat arah jalur transek, jumlah individu, kelompok sosial, jenis kelamin dan kelas umur masing-masing individu.
5.   Dilakukan inventarisasi dan sensus individu pada setiap perjumpaan dalam jalur pengamatan.
6.   Kelompokkan anggota populasi menjadi empat kelompok, yaitu: induk betina (adult female), induk jantan (adult male), muda/remaja (sub adult), dan anakan (invant dan juvenile), kriteria kelas umur menggunakan kriteria Kappaler (1981) yang dimodifikasi, dimana kelas umur bayi (infant) dan anak (juvenile) disatukan dalam satu kriteria anak/bayi karena sulit membedakan kedua umur ini di lapangan.
7.   Data yang teah dikoleksi dianalisis menggunakan rumus kepadatan populasi.

7.            Metode Penelitian      :
Pengamatan terhadap struktur populasi monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) dilakukan di KM Nol Sabang, kecamatan Sukakarya, Kota Sabang. Pengamatan dilakukan pada tanggal 19 Mei yang dimulai pada jam 17.00 Wib s/d selesai. Metode yang digunakan adalah survey (pengamatan) dan sensus (pencatatan).

8.               Hasil Pengamatan      :
Struktur populasi monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di kawasanl KM Nol Sabang
No
JUMLAH INDIVIDU
Anakan
Muda
Dewasa
Jantan
Betina
Jumlah
4
5
3
5
Jumlah Total
17

Luas total petak contoh pengamatan (area penelitian):
Ltot  = p x l x ul
        = 1 km x 0,1 km x 1
        = 0,1 km

Keterangan:
Ltot  = Luas total jalur pengamatan (km2),
P     = Panjang jalur (km),
L     = Lebar jalur (km),
ul    = Jumlah ulangan (kali)

Kepadatan Populasi :
D = ∑ Individu/Ltot
    = 17 / 0,1 km
    = 1.7

Keterngan :
D     = Kepadatan (individu/km2)
∑     = Jumlah individu suatu jenis (individu)
Ltot  = Luas total jalur pengamatan (km2)

9.            Pembahasan                 :
Monyet ekor panjang tergolong monyet kecil yang berwarna coklat dengan bagian perut berwarna lebih muda dan disertai rambut keputih-putihan yang jelas pada bagian muka.  Dalam perkembangannya, rambut yang tumbuh pada muka tersebut berbeda-beda antara satu individu dengan individu yang lainnya.  Perbedaan warna ini dapat menjadi indikator yang dapat membantu mengenali individu berdasarkan jenis kelamin dan kelas umurnya.

Bayi monyet ekor panjang yang baru lahir memiliki bulu yang berwarna hitam dengan muka dan telinga berwarna merah muda.  Dalam waktu satu minggu, warna bulu pada kulit muka akan memudar dan berubah menjadi abu-abu kemerah-merahan.  Setelah kira-kira berumur enam minggu, warna bulu yang hitam pada saat lahir berubah menjadi coklat. Setelah dewasa, bulu kulit berwarna coklat kekuningan, abu-abu atau coklat hitam, tetapi bagian bawah perut dan kaki sebelah dalam selalu lebih cerah.  Rambut di atas kepalanya tumbuh kejur (semacam kuncir) ke belakang, kadang-kadang membentuk jambul.  Rambut di pipi menjurai ke muka, di bawah mata selalu terdapat kulit yang tidak berbulu dan berbentuk segi tiga, kulit pada pantat juga tidak berbulu.

Pembagian umur monyet ekor panjang, terdiri dari: Infant yaitu kelompok kera ekor panjang dalam populasinya yang berumur 0-1 tahun. Memiliki ciri bulu berwarna hitam, ukuran tubuh yang terkecil dalam populasi dan masih dalam gendongan induknya. Juveniles, yaitu kelompok kera ekor panjang dalam populasinya yang berumur antara 1-4 tahun. Memiliki aktifitas tinggi, tidak berada dalam gendongan dan ukuran tubuh tidak terlalu besar. Sub adults,  yaitu kelompok kera ekor panjang dalam populasi yang berumur antara 4-6 tahun. Belum dewasa secara reproduksi. Adult female, yaitu kelompok kera ekor panjang dalam populasinya yang berumur lebih 6 tahun dan dewasa secara reproduksi. Puting susu terlihat jelas. Adults males, yaitu kelompok kera ekor panjang dalam populasinya yang berumur lebih dari 6 tahun. Scrotum besar dan terlihat jelas. Ukuran tubuh lebih besar dari betina dewasa.

Pengamatan yang di lakukan di kawasan Kilometer Nol Sabang dapat di ketahui bahwa populasi Macaca fascicularis terdiri dari 17 individu dari hasil inventarisasi yang terdapat di daerah tersebut selama pengamatan. Diantara terdiri dari: 4 anakan, 5 kera muda, 8 kera dewasa yang terdiri dari 3 jantan dan 5 betina.

Identifikasi jenis kelamin hanya dapat dilakukan pada kelompok umur dewasa saja. Identifikasi jenis kelamin pada kelompok ini lebih mudah dengan melihat alat reproduksinya. Kepadatan populasi monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) yang terdapat di area tersebut adalah 1.7 (individu/km2).

X.   Kesimpulan         :
1.   Monyet ekor panjang tergolong monyet kecil yang berwarna coklat dengan bagian perut berwarna lebih muda dan disertai rambut keputih-putihan.
2.   Bayi monyet ekor panjang yang baru lahir memiliki bulu yang berwarna hitam dengan muka dan telinga berwarna merah muda.
3.   Pengamatan yang di lakukan di kawasan Kilometer Nol Sabang dapat di ketahui bahwa populasi Macaca fascicularis terdiri dari 17 individu.
4.    Hasil inventarisasi tersebut diantara terdiri dari: 4 anakan, 5 kera muda, 8 kera dewasa yang terdiri dari 3 jantan dan 5 betina.
5.      Kepadatan populasi monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) yang terdapat di area tersebut adalah 1.7 (individu/km2).



[1] Jhonson, J., Mammalia, Jakarta: Erlangga, 2005, hal 45.
[2] Kimball, J.W., Biologi Jilid 1 Edisi Kelima, Jakarta: Erlangga, 2002, hal 201.
[3] Melati F. Fachrul., Metode Sampling Ekologi, Jakarta: Bumi Aksara, 2007, hal 80.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More