Terbaru

Monday, January 19, 2015

Pembuluh Angkut


I.          Judul Praktikum       : Pengangkutan Di Dalam Berkas Pembuluh Angkut
II.        Tanggal Praktikum   : 30 November 2013
III.       Tujuan Praktikum    : Untuk Mengamati Jaringan Pengangkut Air Pada
                                       Tanaman Pacar Air

IV.       Dasar Teori                :
Menurut Lakitan (2001: 46), “Jaringan pengankut merupakan jaringan yang berperan untuk mengangkut air dan unsur hara dari akar sampai daun, serta mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tubuh tumbuhan. Berdasarkan fungsinya jaringan pengangkut pada tumbuhan terdiri dari xylem dan floem”.

Menurut Wibisono (1993:31), “Xylem adalah jaringan rumit yang terdiri atas berbagai tipe sel terpenting. Sel yang terpenting adalah unsur pembuluh, yang terdiri atas sel yang tak hidup yang berfungsi untuk penguat. Jaringan xylem terdapat pada bagian kayu tanaman, yang berfungsi untuk mengeluarkan air dari akar menuju seluruh bagian tumbuhan”.

Menurut Salisbury (1995: 178), “Floem atau pembuluh tapis adalah komponen utama pada jaringan oengangkut yang ada pada tumbuhan dan merupakan jaringan yang tersusun oleh sel-sel hidup dengan tipe yang berbeda. Penyusun floem adalah unsur tapisan yang membantu pengangkutan hasil fotosintesis dan disalurkan ke seluruh bagian tubuh tumbuhan”.


V.        Alat dan Bahan         :
a.    Alat             :
1.    Pisau/curter
2.    Gelas Piala
3.    Karton penutup
b.    Bahan                     :
1.    Cairan eosin
2.    Air
3.    Tanaman pacar air (Impatien balsamina)

VI.       Cara Kerja                :
1.         Dimasukkan air ke dalam piala + ¾ gelas tersebut.
2.         Diberikan sedikit eosin ke dalam gelas percobaan.
3.         Diselubungi mulut gelas dengan karton, lubangi bagian tengahnya sesuai dengan ukuran batang tanaman.
4.         Dimasukkan tanaman yang sudah dipotong akarnya ke dalam larutan tersebut.
5.      Diamati setelah 30 menit dengan cara membuat sayatan melintang dan membujur pada  batang tanaman tersebut. Kemudian lihat apa yang terjadi.



VII.     Hasil Pengamatan     :
Gambar          :  Sayatan membujur Impatien                         balsamina
Keterangan









1. Pembuluh xylem





Gambar          : Sayatan melintang Impatien                           balsamina
Keterangan












1. Pembuluh xylem


VIII.    Pembahasan              :
            Berdasarkan hasil pengamatan, dapat jaringan pengangkut merupakan jaringan yang berperan untuk mengangkut air dan unsur hara dari akar sampai daun, serta mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tubuh tumbuhan. Jaringan pengangkut terdapat dua macam yaitu jaringan xylem dan floem.

            Unsur xylem terdiri atas trakea atau trakeid. Sel trakeid tidak berlubang, tetapi terdapat noktah berhalaman diantaranya, sedangkan trakea memiliki lubang pada ujungnya. Adanya lubang dari serangkaian sel membentuk seperti pembuluh yang kemudian disebut trakea. Selain itu xylem memiliki unsur-unsur yang lain seperti serabut xylem yang terdiri dari sel-sel panjang dan ujungnya meruncing, kemudian parenkim kayu yang berisi berbagai zat seperti cadangan makanan, tannin dan kristal.

            Unsur floem terdiri atas buluh tapis yang berbentuk tabung dengan bagian ujung berlubang-lubang, sel pengiring berbentuk silinder-silinder dan lebih besar daripada sel-sel tapis serta plasmanya pekat. Serabut floem bentuknya panjang dengan ujung-ujung berhimpit dan dindingnya tebala, parenkim floem, selnya hidup memiliki dinding primer dengan lubang kecil yang disebut noktah halaman.

            Pengamatan pada tumbuhan atau tanaman pacar air (Impatien balsamina), setelah dimasukkan ke dalam cairan eosin dan didiamkan selama 30 menit hasilnya pada batan tanaman ni terlihat jaringan pengangkut yang berupa xylem dan terdapat pada bagian pinggir batang tanaman ini. Hal ini dikarenakan memiliki fungsi mengangkut air serta zat-zat sehingga tanaman dapat menyerap unsur hara dari tanah dengan baik.

IX.       Kesimpulan                :
1.   Jaringan pengangkut adalah jaringan yang berperan untuk mengangkut air dan unsur hara serta diedarkan ke seluruh bagian tumbuhan.
2.    Jaringan pengangkut pada tumbuhan terbagi atas dua yaitu xylem dan floem.
3.  Xylem berfungsi sebagai penyalur air dari akar menuju ke seluruh tubuh tumbuhan.
4.   Floem berfungsi untuk mengangkut hasil fotosintesis dari daun dan disalurkan ke seluruh   bagian tumbuhan.

5.    Xylem terdiri atas trakeid dan trkea, sedangkan floem terdiri atas sel tapisan, sel 
pengiring, dan parenkim.

Serangga Nocturnal

I.                   Judul Praktikum       : Serangga Nocturnal
II.                Tanggal Praktikum   : 18 Mei 2013
III.             Tujuan Praktikum    : mengamati aktivitas serangga nocturnal
IV.             Dasar Teori                :
Menurut  Ali (2004: 74), “Tubuh insecta terdiri terbagi ke dalam 3 bagian utama yaitu caput, thoraks, dan abdomen, kaki tiga pasang dan biasanya memiliki sayap, pada kepala terdapat antena, sepasang mata majemuk dan memiliki mata ocelli, dan pernafasan dengan trachea dan lubang genital pada ujung abdomen. Abdomen terdapat 6-12 segmen dan dada tiga segmen.”

Menurut Borror (1994: 74), “Serangga adalah makhluk yang berdarah dingin, bila suhu lingkungan menurun mereka menurunkan dan proses fisiologis mereka menjadi lamban, banyak serangga tahan terhadap suhu beku, pada periode yang pendek tapi beberapa mampu bertahan pada suhu beku dalam waktu yang panjang serangga yang tahan hidup pada suhu rendah ini menyimpan etilengklikon di dalam jaringan-jaringan mereka.”

Menurut Mukayat (1996: 74), “Gangsir termasuk ke dalam ordo Grylloblattodae merupakan insecta tidak bersayap hidup atas tanah, panjang kira-kira 250 mm, tubuh pipih, kepala agak prominen, antena panjang, kaki cukup panjang dan biasanya untuk berlari, tarsir beruas lima, sesi panjang metamorfasis sedikit, contohnya gangsir tanah (Grinotalpa sp).”

V.                Alat dan Bahan         :
a.      Alat                       :
1.      Seperangkat light trap (lampu violet, merah, putih, biru, hijau, dan kuning)
2.      Sumber arus
3.      Saringan


b.      Bahan                   :
1.      Formalin
2.      Detergen

VI.             Cara Kerja                :
1.      Dipersiapkan perangkat light trap.
2.    Diberikan larutan formalin 5% yang sudah dicampur dengan larutan detergen ke dalam tempat formalin dalam light trap
3.      Diletakkan pada ketiggian 1 meter dari permukan tanah, pada pukul 19.00 WIB
4.  Dilakukan pengumpulan setiap 2 jam sekali, sampai dengan pukul 06.00 WIB. hari berikutnya
5.      Dipisahkan seranga dengan formalin, dengan saringan
6.      Dihitung jumlah ordo dan famili dari serangga yang tertangkap.

7.      Dihitung nilai indeks keanekaragaman (H) dan harga ineks kesamaan (IS) hasil 

VII.                   Hasil Pengamatan     :
Serangga Nocturnal pada berbagai warna lampu
pengamaan dengan menggunakan rumus



Indeks Smilaritas:
Lampu Merah dan Hijau
No
Nama spesies
Lokasi
Ket
A
B
C
1
Gryllis grillus
2
1
1

2
Tettigonia viridissima
5
1
1

3
Tibicen linnei
2
1
1

4
Lasius fuliginosus
10
2
2

Jumlah
19
5
5
42%
 IS







 Lampu Merah dan Putih

No
Nama spesies
Lokasi


Ket


A
B
C
1
Gryllis grillus
2
2
1

2
Tettigonia viridissima
5
1
1

3
Tibicen linnei
2
2
1

4
Lasius fuliginosus
10
11
2

5
Retuculitermes flavipes
1
5
5

Jumlah
20
21
10
 42 %
             IS   





 Lampu Merah dan Biru

No
Nama spesies
Lokasi
Ket
A
B
C
1
Tettigonia viridissima
5
9
5

2
Tibicen linnei
2
7
2

3
Lasius fuliginosus
10
7
7

4
Retuculitermes flavipes
1
17
1

Jumlah
18
40
15
71%

 

               IS







Lampu Hijau dan Putih
No
Nama spesies
Lokasi


Ket


A
B
C
1
Tettigonia viridissima
1
1
1

2
Gryllis grillus
1
2
1

3
Lasius fuliginosus
2
11
2

4
Tibicen linnei
1
2
1

Jumlah
5
16
5
48%
               IS






 Lampu Hijau dan Biru

No
Nama spesies
Lokasi
Ket
A
B
C
1
Tettigonia viridissima
1
9
1

3
Lasius fuliginosus
2
7
2

4
Tibicen linnei
1
7
1

Jumlah
4
23
4
30%

 

                  IS









  Lampu Putih dan kuning

No
Nama spesies
Lokasi 
Ket
A
B
C
1
Retuculitermes flavipes
5
5
5

2
Lasius fuliginosus
11
4
4

3
Tettigonia viridissima
1
8
1

4
Gryllis grillus
2
2
2

5
Tibicen linnei
2
3
2

Jumlah
21
22
14
65%
                   IS




  Lampu kuning dan Biru

No
Nama spesies
Lokasi
Ket
A
B
C
1
Retuculitermes flavipes
5
9
5

3
Lasius fuliginosus
4
7
4

4
Tettigonia viridissima
8
7
7

5
Tibicen linnei
2
23
2

Jumlah
19
46
18
55%
    IS



  Lampu Merah dan Kuning

No
Nama spesies
Lokasi
Ket
A
B
C
1
Gryllis grillus
2
3
2

2
Tettigonia viridissima
5
8
5

3
Tibicen linnei
2
2
2

4
Lasius fuliginosus
10
4
4

5
Retuculitermes flavipes
1
5
1

Jumlah
20
22
14
64%
    IS






  Lampu Hijau dan Kuning

No
Nama spesies
Lokasi
Ket
A
B
C
1
Tettigonia viridissima
1
8
1

2
Gryllis grillus
1
3
1

3
Lasius fuliginosus
2
4
2

4
Tibicen linnei
1
2
1

Jumlah
5
17
5
45%
IS


I.                   Pembahasan              :
Berdasarkan hasil pengamatan serangga nocturnal, diketahui bahwa serangga nocturnal adalah serangga yang melakukan aktivitas pada malam hari, baik mencari makanan, reproduksi, maupun sebagainya. Pengamatan ini dilakukan mulai jam 20.00 WIB hingga 05.00 WIB pagi. Dengan pengambilan setiap satu jam sekali.

Pengamatan pada lampu warna yaitu merah, kuning, hijau, dan biru, didapatkan bebrapa spesies dari ordo Orthoptera, Hemiptera, Hymenoptera, Rhinocermitidae. Dengan indek keanekaragaman (H’) yaitu 0.04213. Berdasakan Hasil pengumpulan data pada keseluruhan dari warna lampu terlihat bahwa serangga yang mendominasi adalah laron (Retuculitermes flavipes) dengan jumlah 28 ekor. Sementara serangga yang paling sedikit adalah tawon (Vuspa vulgaris)  dengan jumlah 1 ekor saja.

Indeks similaritas yang diperoleh dari lampu hijau dengan biru 30 %, lampu warna merah dengan hijau, dan merah dengan putih adalah 42 %, lampu hijau dengan kuning 45 %.  hijau dengan putih 48 %,  lampu kuning dengan biru 55 %, lampu merah dengan kuning 64 %, lampu putih dengan kuning 65 % dan pada lampu merah dengan biru 71 %.

Dari hasil ini menunjukkan bahwa indeks kemiripan serangga yang mengunjungi lampu hijau dengan biru, lampu warna merah dengan hijau, lampu merah dengan putih, lampu hijau dengan kuning, dan  lampu hijau dengan putih adalah rendah. Sementara indeks kemiripan pada lampu kuning dengan biru, lampu merah dengan kuning, lampu putih dengan kuning dan pada lampu merah dengan biru terlihat semakin tinggi hingga mencapai 71 %.

II.           Kesimpulan                 :
1.      Serangga nocturnal yaitu serangga yang melakukan aktivitas pada malam hari.
2.      Berdasarkan data yang diperoleh diketahui indek keanekaragaman (H’) adalah 0.04213
3.  Serangga yang mendominasi adalah laron (Retuculitermes flavipes) dengan jumlah 28 ekor Sementara serangga yang paling sedikit adalah tawon (Vuspa vulgaris)  dengan jumlah 1 ekor saja.
4.      Indeks kemiripan terlihat paling rendah pada  lampu hijau dengan biru 30 %
5.      Sementara indeks kemiripan tertinggi terlihat pada lampu merah dengan biru yaitu 71 %.












Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More