BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Transpirasi adalah hilangnya uap air dari permukaan tumbuhan. Tumbuhan
merupakan mahluk hidup yang tidak bergerak secara aktif melainkan gerakannya
bersifat pasif. Tumbuhan memang tidak memiliki alat gerak seperti kaki dan
tangan yang terdapat pada hewan dan manusia, tetapi organ-organ mereka
sangatlah kompleks untuk dipelajari. Ada beberapa tumbuhan yang sudah
sepenuhnya berkembang menjadi tumbuhan lengkap yang memiliki daun, akar,
batang, bunga dan buah. Ada juga tumbuh-tumbuhan yang tidak memiliki beberapa
organ-organ tersebut. Namun,disetiap tumbuhan tersebut pasti ada jaringan
pengangkutan terpenting yang terdiri dari xylem dan floem. Kedua jaringan
tersebut berperan sangat penting bagi
proses kehidupan sebuah tanaman dan berperan untuk mengambil air dari dalam
tanah dan kemudian menyebarkannya ke seluruh bagian tanaman agar semua organ
tanaman dapat berkembang secara maksimal. Proses ini yang dinamakan dengan
transportasi pada tumbuhan. Tumbuhan juga melakukan transpirasi, yaitu
pelepasan dalam bentuk uap melalui stomata. Transpirasi ini merupakan salah
satu mekanisme pengaturan fisiologi pada tumbuhan yang terkait dengan berbagai
kondisi yang ada di tubuhnya dan lingkungan sekitarnya. Adanya transpirasi ini
menyebabkan terjadinya aliran air yang berlangsung secara imbas dari akar,
batang, dan daun. Aliran air tersebut akan ikut membantu proses penyerapan dan
transportasi air tanah di dalam tubuh tumbuhan.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Defini Transpirasi ?
2. Jelaskan Perbedaan 3 macam Transpirasi ?
3. Bagaimana mekanisme Transpirasi ?
4. Apa saja faktor yang mempengaruhi Transpirasi ?
5. Apa saja Kegunaan dan kerugian Transpirasi terhadap tumbuhan ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Transpirasi
Transpirasi adalah proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari jaringan
hidup tanaman yang terletak di atas permukaan tanah melewati stomata, lubang
kutikula, dan lentisel. Transpirasi merupakan pengeluaran berupa uap H2O
dan CO2, terjadi siang hari saat panas, melalui stomata (mulut daun)
dan lentisel (celah batang). Transpirasi berlangsung melalui bagian tumbuhan
yang berhubungan dengan udara luar, yaitu melalui pori-pori daun seperti
stomata, lubang kutikula, dan lentisel oleh proses fisiologi tanaman. Transpirasi
juga merupakan terlepasnya air dalam bentuk uap air melalui stomata dan
kutikula ke udara bebas (evaporasi). Jadi semakin cepat laju transpirasi
berarti semakin cepat pengangkutan air dan zat hara terlarut, demikian pula
sebaliknya. Alat untuk mengukur besarnya laju transpirasi melalui daun disebut
fotometer atau transpirometer.
Transpirasi dalam tanaman atau terlepasnya air melalui kutikula hanya 5-10%
dari jumlah air yang ditranspirasikan. Air sebagian besar menguap melalui
stomata, sekitar 80% air ditranspirasikan berjalan melewati stomata, sehingga
jumlah dan bentuk stomata sangat mempengaruhi laju transpirasi. Selain itu
transpirasi juga terjadi melalui luka dan jaringan epidermis pada daun, batang,
cabang, ranting, bunga, buah dan akar.
Tidak semua tumbuhan mengalami proses transpirasi. Sedangkan pada tumbuhan
yang mengalami proses ini, transpirasi terkadang terjadi secara berlebihan
sehingga mengakibatkan tumbuhan kehilangan banyak air dan lama kelamaan layu
sebelum akhirnya mati.
A. Macam-Macam Transpirasi
Ada tiga tipe transpirasi yaitu :
a. Transpirasi Kutikula
Transpirasi kutikula merupakan evaporasi (penguapan) air yang tejadi secara
langsung melalui kutikula epidermis. Kutikula daun secara relatif tidak tembus
air, dan pada sebagian besar jenis tumbuhan transpirasi kutikula hanya sebesar
10 persen atau kurang dari jumlah air yang hilang melalui daun-daun. Oleh
karena itu, sebagian besar air yang hilang terjadi melalui stomata.
b. Transpirasi Stomata
Transpirasi stomata merupakan sel-sel mesofil daun yang tidak tersusun
rapat, tetapi diantara sel-sel tersebut terdapat ruang-ruang udara yang
dikelilingi oleh dinding-dinding sel mesofil yang jenuh air. Air menguap dari
dinding-dinding basah ini ke ruang-ruang antar sel, dan uap air kemudian
berdifusi melalui stomata dari ruang-ruang antar sel ke atmosfer di luar.
Sehingga dalam kondisi normal evaporasi membuat ruang-ruang itu selalu jenuh
uap air. Asalkan stomata terbuka, difusi uap air ke atmosfer pasti terjadi
kecuali bila atmosfer itu sendiri sama-sama lembab.
c. Transpirasi Lentikuler
Lentisel adalah daerah pada kulit kayu yang berisi sel-sel yang tersusun
lepas yang dikenal sebagai alat komplementer, uap air yang hilang melalui
jaringan ini sebesar 0.1 % dari total transpirasi.
C. Mekanisme Transpirasi
Pada transpirasi, hal yang penting adalah difusi uap air dari udara yang
lembab di dalam daun ke udara kering di luar daun. Kehilangan air dari daun
umumnya melibatkan kekuatan untuk menarik air ke dalam daun dari berkas
pembuluh yaitu pergerakan air dari sistem pembuluh dari akar ke pucuk, dan
bahkan dari tanah ke akar. Ada banyak langkah dimana perpindahan air dan banyak
faktor yang mempengaruhi pergerakannya.
Air diserap ke dalam akar secara osmosis melalui rambut akar, sebagian
besar bergerak menurut gradien potensial air melalui xilem. Air dalam pembuluh
xilem mengalami tekanan besar karena molekul air polar menyatu dalam kolom
berlanjut akibat dari penguapan yang berlangsung di bagian atas. Sebagian besar
ion bergerak melalui simplas dari epidermis akar ke xilem, dan kemudian ke atas
melalui arus transportasi.
Gambaran Proses
Transpirasi Tumbuhan :
D. Faktor Yang Mempengaruhi Transpirasi Tumbuhan
Kegiatan transpirasi dipengaruhi oleh banyak faktor baik faktor dalam
ataupun faktor luar, antara lain :
1. Faktor Dalam :
Stomata : jumlah per
satuan luas, letak/ lokasi stomata (permukaan bawah atau atas daun, timbul/tenggelam),
waktu bukaan stomata, banyak sedikitnya stomata, bentuk stomata.
Daun : warna daun
(kandungan klorifil daun), posisinya menghadap matahari atau tidak, besar
kecilnya daun, tebal tipisnya daun, berlapiskan lilin atau tidaknya permukaan
daun, banyak sedikitnya bulu di permukaan daun
2. Faktor Luar :
Sinar matahari : sinar
matahari menyebabkan membukanya stomata dan gelap menyebabkan tertutupnya
stomata, jadi semakin tinggi intensitas sinar matahari yang diterima daun, maka
kecepatan transpirasi akan semakin tinggi.
Ø Temperatur : kenaikan
temperatur menambah tekanan uap di dalam daun, serta menambah tekanan uap di
luar daun. Tetapi berhubung udara di luar daun itu tidak terbatas, maka tekanan
uap tidak akan setinggi tekanan yang terkurung di dalam daun. Akibatnya, uap
air akan mudah berdifusi dari dalam daun ke udara bebas. Jadi semakin tinggi
temperatur, kecepatan transpirasi akan semakin tinggi pula.
Ø Kelembaban udara :
udara yang basah akan menghambat transpirasi sedangkan udara yang kering akan
memperlancar transpirasi.
Angin : angin mempunyai
pengaruh ganda yang cenderung saling bertentangan terhadap laju transpirasi.
Secara singkat dapat disimpulkan bahwa angin cenderung untuk meningkatkan laju
transpirasi, baik di dalam naungan atau cahaya, melalui penyapuan uap air. Akan
tetapi, di bawah sinar matahari, pengaruh angin terhadap penurunan suhu daun,
dengan demikian terhadap penurunan laju transpirasi, cenderung lebih penting
daripada pengaruhnya terhadap penyingkiran uap air. Oleh karena itu dalam udara
yang bergerak, besarnya lubang stomata mempunyai pengaruh lebih besar terhadap
transpirasi daripada dalam udara tenang. Tetapi efek angin secara keseluruhan
adalah selalu meningkatkan transpirasi.
Keadaan air di dalam
tanah : air di dalam tanah ialah satu-satunya sumber yang pokok, dari mana
akar-akar tanaman mendapatkan air yang dibutuhkannya. Laju transpirasi dapat dipengaruhi
oleh kandungan air tanah dan laju absorbsi air dari akar. Pada siang hari,
biasanya air ditranspirasikan dengan laju yang lebih cepat daripada
penyerapannya dari tanah. Hal tersebut menimbulkan defisit air dalam daun. Pada
malam hari akan terjadi kondisi yang sebaliknya, karena suhu udara dan suhu
daun lebih rendah. Jika kandungan air tanah menurun, sebagai akibat penyerapan
oleh akar, gerakan air melalui tanah ke dalam akar menjadi lebih lambat
a. Perbedaan Transpirasi dengan Evaporasi
b. Perbedaan Tanspirasi dengan Gutasi
c. Cara Pengukuran Transpirasi
Pengukuran laju transpirasi tidaklah terlalu mudah dilakukan. Kesulitan
utamanya adalah karena semua cara pengukuran traspirasi mengharuskan penempatan
suatu tumbuhan dalam berbagai kondisi yang mempengaruhi laju transpirasi. Ada
empat cara laboratorium untuk menaksir laju transpirasi :
1. Kertas korbal klorida
Pada dasarnya cara ini adalah pengukuran uap air yang hilang ke udara yang
diganti dengan pengukuran uap air yang hilang ke dalam kertas kobal klorida
kering. Kertas ini berwarna biru cerah dan tetapi menjadi biru pucat dan
kemudian berubah menjadi merah jambu bila menyerap air. Sehelai kecil kertas
biru cerah ditempelkan pada permukaan daun dan ditutup dengan gelas preparat.
Demikian juga bagian bawah daun. Waktu yang diperlukan untuk mengubah warna
biru kertas menjadi merah jambu dijadikan ukuran laju kehilangan air dari
bagian daun yang ditutup kertas.
2. Potometer
Alat ini mengukur pengambilan air oleh sebuah potongan pucuk, dengan asumsi
bahwa bila air tersedia dengan bebas untuk tumbuhan, jumlah air yang diambil
sama dengan jumlah air yang dikeluarkan oleh transpirasi.
3. Pengumpulan uap air
yang ditranspirasi
Cara ini mengharuskan tumbuhan atau bagian tumbuhan dikurung dalam sebuah
bejana tembus cahaya sehingga uap air yang ditranspirasikan dapat dipisahkan.
4. Penimbangan langsung
Pengukuran transpirasi yang paling memuaskan diperoleh dari tumbuhan yang
tumbuh dalam pot yang telah diatur sedemikan rupa sehingga evaporasi dari pot
dan permukaan tanah dapat dicegah. Kehilangan air dari tumbuhan ini dapat
ditaksir untuk jangka waktu tertentu dengan penimbangan langsung.
Cara lain pengukuran Transpirasi yaitu :
1. Metode lisimeter atau
metode grafimeter
Dua abad yang lalu, Stephen Hales mempersiapkan tanaman dalam pot dan
tanamannya yang ditutup rapat agar air tidak hilang, kecuali dari tajuknya yang
bertranspirasi kemudian, tanaman dalam pot itu ditimbang pada selang waktu
tertentu, dan arena jumlah air yang digunakan untuk pertumbuhan tanaman ( misalnya,
yang diubah menjadi karbohidrat ) kurang dari 1 % dari jumlah air yang di
transpirasikan, maka sebenarnya semua perubahan bobot dapat dianggap berasal
dari transpirasi. Ini dinamakan metode lisimeter.
Hanks dan peneliti lannya sudah banyak sekali mengembangkan metode
sederhana ini. Lisimeter miliknya di kebun Greenville merupakan beberapa bejana
yang besar ( beberapa meter kubik besarnya ) diisi penuh dengan tanah dan
dikuburkan, sehingga permukan atasnya sama tinggi dengan permukaan lapangan.
Bejana terebut diletakkan di dekat bantalan karet besar yang diletakkan
didasarnya dan diisi air dan zat anti beku yang dihubungkan dengan pipa yang
tegak keatas permukaan tanah. Tinggi cairan dalam pipa menunjukkan ukuran bobot
lisimeter, maka permukaannya berubah-ubah sejalan dengan perubahan kandungan
air dalam tanah dilisimeter dan dalam tanaman yang sedang tumbuh, walaupun
bobotnya kecil saja di bandingkan dengan bobot tanah.
Jumlah air tanah di tentukan oleh
air irigasi dan jumlah hujan dikurangi evapotranspirasi, yaitu gabungan antara
penguapan dari tanah dan transpirasi dari tumbuhan. Penguapan dari tanah dapat
diduga dengan berbagai macam cara. Lisimeter merupakan metode lapangan paling
handal untuk mempelajari evapotransipirasi, tapi memang mahal dan tidak mudah
di pindah-pindahkan. Meskipun tidak diseluruh dunia, lisimeter banyak
digunakan. Teknik yang lebih umum, menggunakan persamaan perimbangan air untuk
menghitung evapotranspirasi.
2. Metode pertukaran gas
atau metode kurvet
Dalam metode ini, transpirasi dihitung dengan cara mengukur uap air di
atmosfer yang tertutup yang mengelilingi daun. Sehelai daun di kurung dengan
sebuah kurvet bening. misalnya,kelembabapan suhu,dan volume gas.
d. Istilah Evapotranspirasi
Peristiwa berubahnya air menjadi bergerak dari permukaan tanah dan
permukaan air ke udara disebut evaporasi (penguapan). Peristiwa penguapan dari
tanaman dibut transpirasi. Kedua-duanya bersama-sama disebut Evapotranspirasi.
E. Kegunaan dan kerugian transpirasi terhadap tumbuhan
Kegunaan Transpirasi
pada tumbuhan antara lain :
- Pengangkutan air
ke daun dan difusi air antar sel
- Penyerapan dan
pengangkutan air, dan zat hara
- Pengangkutan
asimilat
- Membuang kelebihan
air
- Pengaturan bukaan
stomata
- Mempertahankan
suhu daun
- Pengangkutan
mineral
- Pertukaran energi
Ø Pengaruh Transpirasi
yang merugikan
Jika tanah cukup mengandung air, laju transpirasi yang tinggi, dalam jangka
waktu yang pendek, tidak akan menimbulkan kerusakan yang berarti pada tumbuhan.
Tetapi jika kehilangan air berlangsung terus melalui absorpsi, pengaruh
traspirasi yang merugikan akan kelihatan dengan layunya daun, sebagai akibat
hilangnya turgor. Tingkat kelayuan dan kehilangan air yang diperlukan untuk
menimbulkan gejala kelayuan pada tumbuhan sangat beragam. Daun tipis yang umumnya
terdiri dari sel parenkima yang berdinding tipis akan layu dengan cepat.
Kelayuan tumbuhan di atas tanah digolongkan sebagai layu sementara atau
layu permanen. Layu sementara terjadi jika tanah masih mengandung air yang
tersedia bagi tumbuhan. Kelayuan tersebut terjadi akibat kelebihan transpirasi
dari absorpsi yang bersifat sementara. Tumbuhan biasanya menjadi segar kembali
setelah laju transpirasi menurun. Daun yang layu pada siang hari akan segar
kembali pada malam hari atau pagi berikutnya. Daun dapat juga meningkat
turgornya pada siang hari jika transpirasi menurun akibat adanya awan, penurun
suhu atau hujan kecil walaupun air tersebut tidak sampai menembus ke akar. Sebaliknya,
layu tetap diakibatkan oleh terjadinya kekurangan air yang berat dalam
tanah. Akar tidak dapat mengabsorpsi air, maka tumbuhan akan mati kecuali jika
persediaan air dalam tanah dapat ditingkatkan kembali.
Layu sementara yang terjadi berulang-ulang akan menimbulkan pengaruh yang
merugikan pada metabolisme tumbuhan dan tumbuhan yang sering mengalami kelayuan
akan tertekan pertumbuhannya. Penyebab utamanya adalah kekurangan air akan
menghambat laju pertumbuhan jaringan muda, khususnya proses pembelahan dan
pembesaran sel. Penghambatan laju pertumbuhan ini menyebabkan menurunnya
penggunaan makanan oleh jaringan yang sedang tumbuh, dan pada umumnya
kekurangan air selalu diikuti oleh penimbunan karbohidrat. Tingkat karbohidrat
yang tinggi yang berlanjut dapat menimbulkan perubahan structural dan perubahan
fisologis permanen yang berkaitan dengan pertumbuhan yang tertekan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
ü Transpirasi adalah
mekanisme hilangnya air dari tumbuhan, bisa melalui stomata atau melalui
kutikula. Tetapi lebih banyak yang hilang dari stomata. Ada tiga tipe transpirasi
yaitu transpirasi kutikula dan transpirasi stomata dan transpirasi lentikuler
ü Adapun perbedaan
transpirasi dengan Evaporasi ialah : Pada transpirasi terdapat : Proses
fisiologis atau fisika yang termodifikasi, di atur bukaan stomata, diatur
beberapa macam tekanan, terjadi dijaringan hidup, permukaan sel basah.
Sedangkan pada Evaporasi ialah : Proses fisika murni, tidak diatur bukaan
stomata, tidak di atur oleh tekanan, tidak terbata pada jaringan hidup,
permukaan yang menjalankannya menjadi kering.
Adapun perbedaan
transpirasi dengan Gutasi ialah, pada transpirasi terdapat : Terjadi pada siang
hari, air yang hilang berbentuk uap air, yang dilepaskan uap air murni, terjadi
melewati stomata, lubang kutikula, dan lenti sel, terkendali oleh bukaan
stomata, menurunkan suhu pada permukaan tanaman. Pada Gutasi Ialah : Pada malam
hari, air yang keluar berbentuk cair, cairan mengandung solute, seperti gula
dan garam, melewati hidatoda, tidak terkendali, tidak menurunkan suhu
permukaan.
Mekanisme Transpirasi
pada tumbuhan, hal yang penting adalah difusi uap air dari udara yang lembab di
dalam daun ke udara kering di luar daun. Kehilangan air dari daun umumnya
melibatkan kekuatan untuk menarik air ke dalam daun dari berkas pembuluh yaitu
pergerakan air dari sistem pembuluh dari akar ke pucuk, dan bahkan dari tanah
ke akar.
Faktor yang
mempengaruhi transpirasi terbagi atas dua faktor internal ialah : Stomata dan
daun, dan pada faktor luar atau external ialah : Sinar matahari, Temperatur,
Kelembaban udara, Angin, Keadaan air di dalam tanah.
Peristiwa berubahnya
air menjadi uap dan bergerak dari permukaan tanah dan permukaan air ke udara
disebut evaporasi (penguapan). Peristiwa penguapan dari tanaman disebut
transpirasi. Kedua-duanya bersama-sama disebut Evapotranspirasi.
- Kegunaan Transpirasi
pada tumbuhan antara lain :
·
Pengangkutan air ke daun dan difusi air antar sel, penyerapan dan
pengangkutan
air, hara, pengangkutan asimilat, membuang kelebihan air,
pengaturan bukaan stomata, mempertahankan suhu daun, kerugian transpirasi
tumbuhan ialah : pengaruh traspirasi yang merugikan akan kelihtan dengan
layunya daun, sebagai akibat hilangnya turgor.
- Cara pengukuran Transpirasi adalah yaitu :
fotometer atau transpirometer, kertas korbal korida, pengumpulan uap yang ditranspirasi,
penimbangan langsung.
DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro. Pengantar
Fisologi Tumbuhan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
Utama.1988.
Loveless,A.R. Prinsip-prinsip
Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropik. Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama.2005.
Soedirokoesoemo,Wibisono. Materi
Pokok Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.2004.
Tjitrosoepomo,Gembong. Morfologi
Tumbuhan. Fakultas Biologi Universitas
Gadjah Mada : Yogyakarta.2006.
Tjitrosopoemo,S..Botani
Umum 2.Bandung : Angkasa.2007.
0 comments:
Post a Comment